Saturday, July 22, 2023

 

1.4.a.9.1 Aksi Nyata Modul 1.4 Budaya Positif

PENERAPAN BUDAYA POSITIF

SDN 1 KOROWELANGKULON

KECAMATAN CEPIRING

KABUPATEN KENDAL

 

ERA WAHYU SANTOSO, S.Pd

Calon Guru Penggerak Angkatan 8 Kabupaten Kendal

1. Latar Belakang

Teknologi yang semakin modern dan berkembang pesat dapat memberikan dampak negatif terhadap perkembangan karakter peserta didik. Ditambah lagi dengan munculnya covid-19 beberapa tahun lalu, hal ini juga mempengaruhi perkembangan karakter siswa karena mereka sudah lama tidak belajar secara tatap muka. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk mendorong dan mengembalikan budaya positif di sekolah. Budaya positif memungkinkan terciptanya wellbeing lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menyenangkan. Budaya positif di sekolah adalah seperangkat nilai yang diterima di sekolah. Rencana aksi ini dikembangkan untuk mengidentifikasi langkah-langkah dan strategi yang lebih efektif untuk mencapai budaya positif di sekolah.

Pembelajaran di sekolah akan berhasil jika didukung oleh praktik-praktik budaya yang positif. Budaya yang positif akan memberikan lingkungan belajar yang baik bagi siswa, aman, nyaman, dan menggembirakan dalam belajar. Untuk mendukung terwujudnya budaya positif di sekolah, perlu adanya pembentukan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi. Tidak semua guru di SDN 1 Korowelangkulon memiliki pemahaman tentang keyakinan kelas dan segitiga restitusi. Oleh karena itu, perlu adanya sosialisasi pembentukan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi di kalangan guru-guru di SDN 1 Korowelangkulon.

2. Tujuan

Tujuan dari aksi nyata adalah

1.       Guru mendapatkan pemahaman mengenai keyakinan kelas dan segitiga restitusi sehingga bisa diterapkan di sekolah untuk mendukung terwujudnya budaya positif.

2.       Menumbuhkan karakter murid dengan pendekatan humanis dan bermakna positif bagi perkembangan anak

3.       Membangun disiplin positif melalui penerapan budaya positif sebagai konsekuensi logis dalam pembelajaran

4.       Menyusun kesepakatan kelas sebagai bagian dari Budaya positif sekolah

5.       Menumbuhkan motivasi intrinsik murid untuk disiplin diri sesuai dengan kesepakatan kelas

3. Tolok Ukur

Tolok ukur keberhasilan kegiatan ini adalah:

  1. Guru memahami konsep pembuatan keyakinan kelas dan penerapan segitiga restitusi.
  2. Guru mampu menerapkan segitiga restitusi saat menangani permasalahan siswa.
  3. Adanya poster atau dokumen keyakinan kelas yang dipajang di setiap kelas.
  4. Tumbuhnya karakter murid dengan pendekatan humanis dan bermakna positif sesuai perkembangan anak
  5. Terbentuknya disiplin positif pada murid melalui penerapan budaya positif sebagai konsekuensi logis
  6. Adanya kesepakatan kelas sebagai bagian dari Budaya positif yang dikembangkan di sekolah
  7. Murid memiliki motivasi intrinsik dalam membangundisiplin dirinya

4. Linimasa Tindakan yang Dilakukan

Sosialisasi

  1. Membuat Rencanaan Kegiatan
  2. Membuat materi tentang budaya positif dalam bentuk slide Powerpoint
  3. Berkonsultasi dengan kepala sekolah untuk mendapatkan masukan mengenai materi yang sudah dibuat dan penentuan jadwal sosialisasi.
  4. Bekerja sama dengan petugas sarana prasarana untuk mempersiapkan ruang presentasi.
  5. Melaksanakan presentasi/sosialisasi
  6. Refleksi kegiatan

Implementasi Budaya Positif

  1.          Berkoordinasi dengan kepala sekolah, rekan guru, dan orang tua murid terkait Budaya positif yang akan dikembangkan  di kelas
  2.      Mengidentifikasi budaya positif yang akan dikembangkan di kelas berdasarkan pendapat  dari murid
  3.          Melakukan survey tentang  ide murid dalam mencapai  kelas impian yang mereka  inginkan
  4.          Mengambil kesimpulan dari ide-ide murid
  5.          Mengubahsuaikan ide-ide tersebut menjadi kesepakatan kelas
  6.     Guru bersama murid menandatangani kontrak kesepakatan Refleksi (melihat kembali kontrak kesepakatan) ketika masuk sekolah setelah libur, saat ada yang melakukan hal yang tidak sesuai dengan kesepakatan, atau sebelum  melakukan aktivitas baru.
  7.          Pelaksanaan tindakan selama  4 minggu
  8.          Evaluasi dan tindak lanjut pelaksanaan

5. Dukungan yang Dibutuhkan

Dukungan yang Dibutuhkan

  1. Dukungan dari Kepala Sekolah berupa izin pelaksanaan kegiatan
  2. Dukungan dan kerjasama rekan sejawat/guru untuk mengikuti kegiatan.
  3. Sarana prasarana dan petugas yang mendukung pelaksanaan kegiatan
  4. Keaktifan murid dalam merancang kesepakatan kelas dan melaksanakan kesepakatan tersebut, serta kontrol positif setiap pelanggaran dan menerima konsekuensi logis dari pelanggaran tersebut
  5. Peran aktif orang tua murid dalam mengimplementasikan budaya positif di rumah

 

6. Deskripsi Aksi Nyata

Kegiatan aksi nyata untuk peserta didik diawali dengan murid-murid di kelas saya yaitu kelas 5 SD untuk membuat kesepakatan kelas. Adapun langkah-langkah yang saya gunakan yaitu:

  1. Menggali peraturan-peraturan yang perlu disepakati di kelas
  2. Mengubah peraturan-peraturan kelas yang telah dibuat dengan kalimat positif
  3. Menyarikan peraturan-peraturan tersebut dibuat menjadi nilai kebajikan/keyakinan
  4. Kegiatan pendalaman keyakinan kelas, tampak seperti/tidak tampak seperti
  5. Kegiatan pendalaman keyakinan kelas, Tugas guru/tugas murid

 

  • a.      Menggali peraturan-peraturan yang perlu disepakati di kelas

Dalam pelaksanaannya setiap peserta didik diminta menulis 1 peraturan di sticky note kemudian menempelkannya di papan tulis dan menulis ulang di laptop.

  1. Mengubah peraturan-peraturan kelas yang telah dibuat dengan kalimat positif

Dalam penulisan peraturan-peraturan tersebut diatas tentu ada beberapa peraturan yang masihmenggunakan kalimat negatif. Langkah berikutnya yaitu merunah kalimat negatif tersebut menjadi kalimat positif. Ciri kalimat negatif diantaranya menggunakan: tidak boleh, dilarang, dan lain sebagainya.

  1. Menyarikan peraturan-peraturan tersebut dibuat menjadi nilai kebajikan/keyakinan

Dalam praktiknya Guru membimbing menyarikan peraturan yang telah diubah ke kalimat positif tersebut ke nilai kebajikan / keyakinan.

  1. Kegiatan pendalaman keyakinan kelas, tampak seperti/tidak tampak seperti

Kegiatan di membagi kelompok sesuai dengan jumlah nilai kebajikan pada no. 4, kemudian peserta didik mengidentifikasikan nilai kebajikan tersebut ke tampak seperti/tidak tampak seperti guna memperdalam keyakinan kelas.

  1. Kegiatan pendalaman keyakinan kelas, Tugas guru/tugas murid
Dalam praktiknya Guru bersama-sama dengan peserta didik membuat tugas Guru dan tugas murid.Lantas dibuat desain menarik di Canva dan ditemepl di kelas ditempat yang mudah terlihat oleh anak-anak. Ketika membuat keyakinan kelas terlihat anak-anak sangat antusias dan senang karena mereka dilibatkan langsung untuk membuat peraturan bersama guru yang nantinya mereka juga yang akan melaksanakan peraturan tersebut berdasarkan nilai-nilai yang mereka yakini.

Kegiatan selanjutnya adalah melakukan kegiatan berbagi pemahaman dan pengalaman budaya positif kepada teman sejawat di SDN 1 Korowelangkulon dan Komunitas pembelajar dari sekolah lain. Sebelum kegiatan dilaksanakan saya berkoordinasi terlebih dahulu dengan Kepala Sekolah dan rekan sejawat bahwa Komunitas pembelajar akan mengadakan diseminasi disiplin positif atau berbagi pemahaman dan pengalaman guru penggerak mengenai budaya positif. Kegiatan dilakukan hari Kamis, 20 Juli 2023 dengan sedikit hambatan seperti listrik ada pemadaman namun bisa diatasi dengan menggunakan Generator set milik desa..

Kegiatan berbagi pemahaman dan pengalaman ini meliputi beberapa konsep diantaranya disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal (perubahan paradigma, makna displin, dan nilai-nilai kebajikan universal), teori motivasi, hukuman, dan penghargaan, restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia berkualitas, 5 posisi kontrol guru, dan segitiga restitusiPeserta diseminasi terlihat antusias menyimak pemaparan yang disampaikan karena materi yang dipaparkan merupakan hal baru bahkan merubah mind set mereka diantaranya dahulu beranggapan hukuman dan penghargaan mampu merubah peserta didik. Meskipun berlangsung cukup lama dari pukul 13.00 sampai pukul 17.00 karena berbagai kendala teknis, peserta mengikuti kegiatan sampai selesai. Dalam kegiatan diseminasi ini serangkaian acara mulai dari pembukaan, sambutan KS, inti dan terakhir doa. Pada kegiatan inti saya mengajak untuk bermain ice breaking dengan tepuk pagi siang sore malam untuk menambah konsentrasi peserta sehingga siap untuk melaksanakan kegiatan diseminasi, mengajak diskusi tentang materi yang dipaparkan misalkan 5 posisi kontrol bahwa selama ini kita menggunakan posisi kontrol yang mana. Kemudian kegiatan lainnya saya mengajak peserta untuk membuat keyakinan kelas. Kemudian yang terakhir adalah kegiatan diskusi dan tanya jawab.

7. Hasil dari Aksi Nyata

Hasil dari rangkaian kegiatan aksi nyata berbagi pemahaman dan pengalaman budaya positif yaitu dapat memberikan informasi dan pengetahuan baru kepada rekan sejawat khususnya di SDN 1 Korowelangkulon dan Komunitas pembelajar mengenai penerapan budaya positif. Selanjutnya berbagi pengalaman membuat keyakinan kelas bersama-sama Bapak/Ibu guru saat diseminasi yang nantinya dapat diterapkan di kelas masing-masing atau sekolahnya. Tak lupa saya membagikan link refleksi terhadap kegiatan diseminasi.

Hasil dari aksi nyata ini dapat dikatakan berhasil dengan perubahan mindset paradigma perubahan dan menciptakan perubahan dikelas masing-masing walaupun semuanya tentu membutuhkan waktu panjang. Diharapkan dari diseminasi ini menghasilkan keyakinan kelas yang ada di tiap kelas SDN 1 Korowelangkulon dan Komunitas pembelajar. Rekan guru sudah tidak menggunakan metode penghukum lagi dan pelanggaran anak berkurang. Kendala yang dihadapi bahwa keyakinan yang telah disepakati tidak hanya berupa hiasan yang dipajang di dinding akan tetapi harus di laksanakan sesuai dengan kesepakatan, hal ini menjadi tantangan tersendiri untuk tidak lengah terus memberikan motivasi pada murid.

 

8. Pembelajaran yang didapat dari aksi nyata

Kegiatan aksi nyata modul 1.4 budaya positif ini, banyak pembelajaran yang saya dapatkan sebagai calon guru penggerak, yaitu:

a.    Pentingnya membuat keyakinan kelas

b.    Hindari posisi kontrol sebagai penghukum dan sebaiknya guru sebagai kontrol manajer.

c.    Dalam penerapan budaya positif di sekolah perlu adanya kolaborasi dengan warga sekolah agar dapat tercipta dengan baik.

9. Rencana Perbaikan untuk Pelaksanaan di Masa Mendatang

a.    Mengevaluasi keyakinan kelas menjadi lebih baik lagi.

b.    Menempatkan diri sebagai posisi kontrol manajer secara konsisten dan berkelanjutan.

c.    Menerapkan segitiga restitusi untuk mengatasi anak yang melakukan pelanggaran.

d.   Berkolaborasi dengan warga sekolah untuk menciptakan budaya positif.

 10. Dokumentasi



a. Membuat Keyakinan Kelas















 

 


b. Kegiatan berbagi pemahaman dan pengalaman teman sejawat dan Komunitas pembelajar







 

 



 

d.  Daftar Hadir 


 

 

 11. Refleksi

  1. Saya berharap setelah mempelajari modul 1.4 ini saya akan bisa melakukan posisi kontrol sebagai manajer yaitu bisa melakukan segitiga restitusi ketika peserta didik saya melakukan sebuah kesalahan
  2. Posisi Kontrol Manager adalah pilihan terbaik dari kelima posisi kontrol yang bisa dilakukan oleh guru yang akan menumbuhkan disiplin positif dan budaya positif di sekolah saya.
  3. Saya juga akan mengurangi sikap saya selama ini yaitu yang memiliki posisi kontrol sebagai penghukum dan pembuat rasa bersalah dan pengalaman ini juga akan saya terapkan ketika saya berada di rumah dalam mendidik anak laki-laki saya.
  4. Dulusaya berfikir jika penghargaan baik 100% karena memang daripengawas waktu itumemberi masukan agar anak yang bagus diberi bintang atau penghargaan, setelah mempelajari ini saya jadi terbuka bahwasannya penghargaan memberi efek negatif yang sama dengan hukuman.
  5. Dulu berfikir posisi penghukum dapat merubah anak menjadi disiplin, ternyata salah


Link PMM https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-karya/video/325314

Link Youtube https://youtu.be/DhFvksTGKSo

 

TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT

SALAM DAN BAHAGIA

 

 

No comments:

Post a Comment